Nama Bangunan : Rumah Saudara
Identifikasi dan Proporsi Material :
Rumah Saudara Saya ini menggunanakan berbagai macam material, namun beton dan kayu sebagai material utamanya.
Beton : 60 %
Kayu : 40 %
Teknologi / Cara Membuat Material Beton :
- Sebelum Pengecoran
Pengujian Material
Sebelum
pengecoran, dilakuakn terlebih dahulu penyiapan material dan pengjian
sebagian material (terutama material utama, yaitu : semenportland, air, agregat halus dan agregat kasar) serta bahan tambahan yang digunakan.
Pengujian tersebut adalah :
Semen Portland
· Berat jenis semen
· Kehalusan semen
· Konsistensi normall
· Waktu ikat/setting time
· Berat isi semen
Air
· pH
· sifat – sifat air
Agregat Kasar dan Agregat Halus
· Berat Jenis dan penyerapan agregat kasar
· Berat jenis dan penyerapan agregat halus
· Berat isi agregat
· Kadar organic agregat
· Kadar lumpur Agregat
· Kadar air agregat
· Bulking faktor
Persiapan silica fume
Sebelum
digunakan untuk pengecoran, silica fume yang telah disipakan sesuai
takarandicampur dengan air sampai berbentuk slurry, dengan metode
pencampuran mekanis menggunakan mixer, pencampuran tersebut dilakukan
sampai benar – benar tercampur merata tanpa adanya gumpalan – gumpalan.
Persiapan air
Air yang digunakan bersuhu 27o C, setelah dipersiapkan sesuai kebutuhan, kemudian kami tambahkan superplasticizer dan kemudian diaduk sampai merata (homogen).
Persiapan agregat
Meskipun
kadar lumpur dalam agregat memenuhi syarat, masih perlu pencucian
secara konvensional dengan mengaduk pasir didalam wadah besar berisi air
supaya kadar lumpurnya hilang, kemudian ditiriskan, dilakukan selam 3
kali berturut-turut, pencucian tersebut dilakukan setelah diadakan
pengujian kadar lumpur. Agregat hasil pengujian didiamkan sampai SSD
baru kemudian diadakan pengjian (agregat) yang lainnya.
Karena
agregat yang dipersiapkan dipilih (dibeli) secara acak mak perlu
dilakukan penggabungan agregat, disamping untuk mendapatkan gradasi yang
baik (well graded), juga untuk memenuhi criteria zona 1, seperti yang
tertera dalam mix design. Untuk analisa gradasi agregat halus dan
agregat kasar diperlakukan menurut gradasi ASTM C-33-78. Untuk
penggabungannya dilakukan dengan metode Road Note Number 4 (RN-4)
-
Selama Pengecoran (Pembuatan Beton)
Pembuatan
beton dilakukan didalam ruangan yang terlindung dari panas matahari
secara langsung. Pengdukannya menggunakan mesin pengaduk (mixer),
bertenaga listrik. Bahan-bahan dimasukkan kedalam mesin pengaduk agregat
halus dan semen
Putih secara bersamaan, dan diaduk selama 5 menit dengan tujuan agar terjadi agregat tercampur secara homogeny dan merata.
Kemudian
ditambahkan silica fume yang berbentuk slurry, dan diaduk selama 5
menit. Setelah seluruh bahan-bahan kering tercampur secara homogeny,
mulai menambahkan secara bertahap agregat kasar berturut-turut air yang
telah dicampur dengan superplasticizer dimasukkan kemudian diaduk selama
15 menit.
Setelah
menjadi campuran beton, adukan tersebut dituang ke wadah yang kemudian
di masukkan kedalam cetakan silinder, tiap pemasukan 10 cm ditumbuk
dengan besi penumbuk selama 25 kali secara merata hal tersebut dilakukan
sampai cetakan benda uji terisi penuh, pengecoran benda uji tersebut
dilakukan pada meja penggetar (vibrator).
-
Setelah pengecoran
Setelah 1 hari (24 jam) benda uji tersebut dikeluarkan dari cetakan dan kemudian direndam dalam air tawar yang bersih bersuhu 27oC
(sama dengan air yang digunakan dalam pengecoran), meskipun terjadi
fluktuasi suhu air antara malam hari dan siang hari tetapi sangat kecil,
berkisar 1 sampai 2oC, di malam dan pagi hari cenderung lebih dingin daripada siang hari.
Teknologi / Cara Membuat Material Kayu :
Sebelum menjadi
sebuah furniture kayu harus melalui beberapa proses dasar dan teliti. Karena
kayu pada dasarnya adalah material yang 'hidup' maka beberapa proses kadang2
akan harus diulang untuk mendapatkan hasil yang terbaik.
1. Penggergajian
Dari sebatang kayu gelondongan, kayu harus dibelah dan dipotong sehingga menjadi bentuk dan ukuran yang diinginkan mengikuti desain furniture. Proses ini termasuk proses yang masih kasar.
2. Pengeringan (Kiln Dry)
Karena termasuk material yang 'hidup' kayu bisa berubah bentuk (melengkung, retak atau pecah), bahan ini harus dikeringkan dahulu. pengeringan kayu menggunakan mesin dan ruangan khusus sehingga bisa dicapai kandungan air di dalam kayu antara 8-12%. Hal ini dikenal dengan istilah MC (Moisture Content).
3. Pengerjaan konstruksi.
Melingkupi pembentukan komponen, pengeboran untuk konstruksi penyambungan kayu secara masinal atau manual. Untuk mendapatkan hasil yang baik, minimum kayu harus melalui proses mesin 60%.
4. Perakitan
Proses perakitan merupakan salah satu proses yang penting karena mempengaruhi kualitas kekuatan barang jadi. Apabila perakitan tidak berhasil, sambungan-sambungan akan mudah terlepas dan furniture tidak akan bertahan lama.
5. Finishing
Sebagai proses paling akhir dan paling menentukan nilai estetika sebuah furniture. Finishing berfungsi memberikan tampilan yang baru dan lain daripada tampilan serat kayu atau warna kayu yang sebenarnya.
Finishing menjadi salah satu proses yang paling sering diulang. Beberapa alasan adalah karena pembeli ingin memiliki warna yang lain daripada warna standard atau karena kondisi finishing sudah mulai pudar akan tetapi kayu masih kuat dan masih berfungsi dengan baik.sebelum menjadi sebuah furniture kayu harus melalui beberapa proses dasar dan teliti. Karena kayu pada dasarnya adalah material yang 'hidup' maka beberapa proses kadang2 akan harus diulang untuk mendapatkan hasil yang terbaik.
Sumber :
http://cukipz.blogspot.co.id/2011/01/cara-pembuatan-beton.html
http://woodyulius.blogspot.co.id/