Material – material dalam kelompok ini disusun oleh satu atau lebih unsur logam (misalnya besi, alumunium, tembaga, titanium, emas, dan nikel), dan juga seringkali mengandung unsur non logam (misalnya karbon, nitrogen dan oksigen) dalam jumlah yang relatif kecil. Atom – atom pada logam dan paduannya mempunyai ciri – ciri tersusun secara sangat teratur, dan apabila dibandingkan dengan keramik dan polimer susunan antar atom – atomnya cenderung lebih rapat. Karakteristik susunan antar atomnya yang khas ini, kemudian disebut sebagai ikatan logam. Material logam memiliki nilai elektron bebas yang tinggi, dimana berarti terdapat sejumlah besar elektron yang tidak terikat pada inti atom sehingga bisa bergerak bebas. Karena ikatan pada atom-atom logam sangat kuat maka hal ini mengakibatkan titik leleh dan titik didih logam sangat tinggi. Sifat – sifat dari material logam yang khas ini dapat dijelaskan melalui karakterisitik elektronnya tersebut.
Sifat yang paling sering dianggap
mencirikan logam adalah konduktivitas listrik atau konduktivitas
termalnya yang tinggi. Sebagai contoh, logam konduktor listrik yang paling baik
adalah tembaga sedangkan yang paling buruk adalah timbal, padahal kehambatan
(resituvity) timbal hanya dua belas kali kehambatan tembaga. Sangat besarnya
perbedaan konduktivitas antara logam dan non logam adalah karena pada logam
yang mengalami beda potensial elektron-elektron dapat bergerak bebas, sementara
pada bahan non logam tidak demikian. Jadi dapat disimpulkan bahwa karakteristik
dasar logam harus dipelajari dari struktur elektronnya, atau dengan kata lain
pengkajian material teknik harus dimulai dari pemahaman struktur
atom-atom yang membentuknya.
I. Karakteristik Struktur Logam
Karakteristik logam ini dipelajari
dari struktur elektronnya atau dengan kata lain dari pemahaman struktur
atom-atom yang membentuknya. Berikut ini karakteristik dari struktur logam
murni. Ion logam berukuran relatif kecil, dengan diameter sekitar 0,25 nm.
Ion-ion sejenis di dlam logam padat murni tertumpuk bersama secara teratur, dan
sebagian besar logam tertumpuk secara kolektif ion-ion menempati volume
minimum. Logam umumnya berbentuk kristal dan penumpukan ionnya tertutup atau
terbuka. Susunan atomnya dapat ditentukan dan dinyatakan berdasarkan bentuk
struktur selnya. Selain itu, karena ikatan metalik tidak bergantung pada arah.
Contoh, baja yang memiliki butiran yang kasar cenderung kurang tangguh
dibandingkan dengan baja yang memiliki butiran yang halus. Besar butir ini
dapat dikendalikan melalui komposisi pada waktu proses pembuatan, akan tetapi
setelah menjadi baja, pengendalian dilakukan dengan proses perlakuan panas.
Tidak semua baja mengalami pertumbuhan butir yang berarti setelah pemanasan
diatas daerah kritis, beberapa jenis baja dapat dipanaskan pada suhu yang lebih
tinggi tanpa mengalami perubahan ukuran butirnya. Hal ini merupakan
karakteristik baja karbon sedang, suhu pengkasarannya tidak tetap dan dapat berubah-ubah,
tergantung pada pengerjaan panas atau dingin sebelumnya.
a. Struktur Kristal
Logam seperti bahan lainnya, terdiri dari susunan atom-atom. Untuk lebih memudahkan pengertian, maka dapat dikatakan bahwa atom-atom dalam kristal logam tersusun secara teratur dan susunan atom-atom tersebut menentukan struktur kristal dari logam. Susunan dari atom-atom tersebut disebut cell unit.
Logam seperti bahan lainnya, terdiri dari susunan atom-atom. Untuk lebih memudahkan pengertian, maka dapat dikatakan bahwa atom-atom dalam kristal logam tersusun secara teratur dan susunan atom-atom tersebut menentukan struktur kristal dari logam. Susunan dari atom-atom tersebut disebut cell unit.
Kebanyakan bahan logam mempunyai
tiga struktur kristal:
· kubus
berpusat muka (face-centered cubic).
· kubus
berpusat badan (body-centered cubic).
· heksagonal
tumpukan padat (hexagonal close-packed).
Pada temperatur kamar, besi atau baja memiliki bentuk struktur BCC
(Body Centered Cubic). Dalam hal ini cell unit dari atom-atom disusun sebagai
sebuah kubus dengan atom-atom menempati kedelapan dari sudut kubus dan satu
atom berada di pusat kubus. Pada temperatur yang tinggi, besi atau baja
memiliki bentuk struktur FCC (Face Centered Cubic). Dalam hal ini, cell unit
adalah sebuah kubus dengan atom-atom menempati kedelapan dari sudut kubus dan
atom lainnya berada pada pusat masing-masing dari enam keenam bidang kubus.
Disamping berbentuk kubus, cell unit lainnya dapat berupa HCP (Hexagonal Close
Packed), seperti halnya pada logam seng. Dalam hal ini atom-atom menempati
kedua belas sudut, atom lain menempati dua sisi dan ketiga atom lagi menempati
tengah.
b. Struktur Mikro
Struktur mikro logam merupakan
penggabungan dari satu atau lebih struktur kristal. Pada umumnya logam terdiri
dari banyak kristal (majemuk), walaupun ada diantaranya hanya terdiri dari satu
kristal saja (tunggal). Tetapi logam dengan kristal majemuk memungkinkan
pengembangan berbagai sifat-sifat yang dapat memperluas ruang lingkup
pemakaiannya. Dalam logam, kristal sering disebut sebagai butiran. Batas
pemisah antara dua kristal pemisah antara dua kristal disebut batas butir
(Grain Boundary).
Baja dengan butiran yang kasar
cenderung kurang tangguh, namun baja jenis ini lebih mudah untuk permesinan dan
mempunyai kemampuan pengerasan yang lebih baik. Untuk baja yang berbutir halus,
disamping lebih tangguh juga lebih ulet dibandingkan dengan yang berbutir
kasar.
Besar butir dapat dikendalikan
melalui komposisi pada waktu proses pembuatan, akan tetapi setelah menjadi
baja, pengendalian dilakukan dengan proses perlakuan panas. Tidak semua baja
mengalami pertumbuhan butir yang berarti setelah pemanasan diatas daerah
kritis, beberapa jenis baja dapat dipanaskan pada suhu yang lebih tinggi tanpa
mengalami perubahan ukuran butirnya. Hal ini merupakan karakteristik baja
karbon sedang, suhu pengkasarannya tidak tetap dan dapat berubah-ubah,
tergantung pada pengerjaan panas atau dingin sebelumnya.
II. Sifat logam
Logam adalah suatu unsur yang
mempunyai sifat-sifat seperti : kuat, liat, keras, mengkilat, dan penghantar
listrik dan panas. Sifat-sifat metal pada umumnya dapat digolongkan atas :
a. Sifat-sifat Ekstraktif/kimia
(Chemical Properties)
Meliputi ciri-ciri dari komposisi kimia dan pengaruh unsur terhadap metal (logam). Beberapa contoh sifat kimia adalah
Meliputi ciri-ciri dari komposisi kimia dan pengaruh unsur terhadap metal (logam). Beberapa contoh sifat kimia adalah
ü segregasi dan ketahanan
korosi.
Logam seprti baja memiliki nilai
ketahanan terhadap korosi yang baik, karena memiliki kandungan karbon. Pada
suhu kamar logam berwujud padat kecuali raksa (berwujud cair).
ü Titik leleh dan titik
didih
Logam-logam cenderung memiliki titik
leleh dan titik didih yang tinggi karena kekuatan ikatan logam. Kekuatan ikatan
berbeda antara logam yang satu dengan logam yang lain tergantung pada jumlah
elektron yang terdelokalisasi pada lautan elektron, dan pada susunan
atom-atomnya.
Logam-logam golongan 1 seperti
natrium dan kalium memiliki titik leleh dan titik didih yang relatif rendah
karena tiap atomnya hanya memiliki satu elektron untuk dikontribusikan pada
ikatan – tetapi ada hal lain yang menyababkan hal ini terjadi:
· Unsur-unsur
golongan 1 juga tersusun dengan tidak efektif (terkoordinasi 8), karena itu
tidak terbentuk ikatan yang banyak seperti kebanyakan logam.
· Unsur-unsur
golongan 1 memiliki ukuran atom yang rekatif besar (berarti bahwa inti jauh
dari elektron yang terdelokalisasi) yang juga menyebabkan lemahnya ikatan.
b. Sifat –sifat mekanik (Mechanical
Properties)
Yang disebut sifat mekanik ialah sifat bahan bilamana dipengaruhi gaya dari luar, yaitu : kekuatan tarik, kuat bengkok, kekerasan, kuat pukul, kuat geser, dan lain-lain. Sering pula dimasukkan sifat teknologi dari material ialah mampu mesin, mampu cor dan sebagainya. Untuk lebih jelasnya berikut akan dijelaskan lebih detail .
Yang disebut sifat mekanik ialah sifat bahan bilamana dipengaruhi gaya dari luar, yaitu : kekuatan tarik, kuat bengkok, kekerasan, kuat pukul, kuat geser, dan lain-lain. Sering pula dimasukkan sifat teknologi dari material ialah mampu mesin, mampu cor dan sebagainya. Untuk lebih jelasnya berikut akan dijelaskan lebih detail .
ü Sifat dapat ditempa dan
sifat dapat diregang
Logam digambarkan sebagai sesuatu
yang dapat ditempa (dapat dipipihkan menjadi bentuk lembaran) dan
dapat diregang (dapat ditarik menjadi kawat). Hal ini karena
kemampuan atom-atom logam untuk menggelimpang antara atom yang satu dengan atom
yang lain menjadi posisi yang baru tanpa memutuskan ikatan logam.
ü Kekerasan logam
Penggelimpangan lapisan atom antara
yang satu dengan yang lain ini dihalangi oleh batas butiran karena baris atom
tidak tersusun sebagai mana mestinya. Hal ini mengakibatkan semakin banyak
batas butiran (butiran-butiran kristal lebih kecil), menyebabkan logam lebih
keras. Untuk mengimbangi hal ini, karena batas butiran merupakan suatu daerah
dimana atom-atom tidak berkaitan dengan baik satu sama lain, logam cenderung
retak pada batas butiran. Kenaikan jumlah batas butiran tidak hanya membuat
logam menjadi semakin kuat, tetapi juga membuat logam menjadi rapuh.
ü Pengontrolan ukuran
butiran kristal
Jika kamu memiliki bagian logam yang
murni, kamu dapat mengontrol ukuran butiran kristal melalui perlakuan
panas atau melalui pengerjaan logam.Pemanasan logam cenderung untuk
mengocok atom-atom logam menjadi susunan yang lebih rapi – penurunan jumlah
batas butiran, dan juga membuat logam lebih lunak. Pembantingan logam ketika
logam tersebut mendingin cenderung untuk memhasilkan butirn yang kecil.
Pendinginan membuat logam menjadi keras. Untuk memperbaiki kinerja ini, kamu
dapat memanaskannya lagi.
Kita juga dapat memutuskan susunan
yang atom teratur melalui penyisipan atom yang memiliki ukuran sedikit berbeda
pada struktur logam. Alloy seperti kuningan (campuran tembaga dan
seng) lebih keras dibandingkan logam asalnya karena ketidakteraturan struktur
membantu pencegahan barisan atom tergelincir satu sama lain.
c. Sifat – sifat Fisik
(Physical Properties)
Sifat fisik adalah sifat bahan
karena mengalami peristiwa fisika, seperti adanya pengaruh panas dan listrik.
yaitu berat jenis, daya hantar listrik dan panas, sifat magnet dan struktur mikro
logam. lebih jelas berikut akan dijelaskan lebih detail .
ü Daya hantar listrik
Logam
menghantarkan listrik. Elektron yang terdelokalisasi bebas bergerak di seluruh
bagian struktur tiga dimensi. Elektron-elektron tersebut dapat melintasi batas
butiran kristal. Meskipun susunan logam dapat terganggu pada batas butiran
kristal, selama atom saling bersentuhan satu sama lain, ikatan logam masih
tetap ada Cairan logam juga menghantarkan arus listrik, hal ini menunjukkan
bahwa meskipun atom logam bebas bergerak, elektron yang terdelokalisasi masih
memiliki daya yang tersisa sampai logam mendidih.
ü Daya hantar panas
Logam
adalah konduktor panas yang baik. Energi panas diteruskan oleh elektron sebagai
akibat dari penambahan energi kinetik (hal ini memnyebabkan elektron bergerak
lebih cepat). Energi panas ditransferkan melintasi logam yang diam melalui
elektron yang bergerak.
d. Sifat
Tekhnologi
Sifat pengerjaan logam adalah
sifat suatu bahan yang timbul dalam proses pengolahannya.sifat itu harus
diketahui lebih dahulu sebelum pengolahan bahan dilakukan. Pengujian yang
dilakukan antara lain pengujiian mampu las, mampu mesin, mampu cor, dan mampu
keras. Logam merupakan bahan yang baik untuk diaplikasikan dalam teknologi,
karena logam memiliki struktur yang kuat dan tidak mudah patah.
Sifat a dan b sangat penting bagi
perencana dalam menentukan dan memilih logam untuk keperluan konstruksi dan
rancangan lain.
III. TEKNIK PEMBUATAN LOGAM
Ada beberapa proses pembentukan logam dari bahan setengah
jadi menjadi produk jadi yang dapat kita temui sehari-hari . proses pembentukan
ini dapat dilakukan pada hampir seluruh material logam , termasuk baja.
Klasifikasi peroses pembentukan logam seperti dijelaskan dibawah
ini.
ü Proses deformasi
Proses deformasi adalah
proses pembentukan bahan logam, seperti penempaan , ekstruksi, pengerolan,
penekanan (deep drawing), dan penarikan kawat (wire drawing). Proses ini
melibatkan tegangan yang besar, dimana tegangan tersebut harus melebihi tegangan
luluh material yang sedang diproses. Semua material logam yang akan mengalami
proses pembentukan harus memiliki keuletan tinggi , sehingga tidak retak atau
pecah pada saat proses berlangsung.
Berikut ini adalah dua macam proses pembentukan
1. Proses pembentukan
dingin (cold forming) , jika proses dilakukan pada suhu kamar.
2. Proses pembentukan
panas (hot forming) , jika proses dilakukan pada suhu tinggi , diatas suhu
rekristalisasi .
Pada proses pembentukan panas-oleh karena adanya bantuan dari
suhu , logam dapat dideformasi lebih besar , dan tegangan yang diperlukan
relatif lebih rendah jika dibandingkan dengan tegangan yang diperlukan pada
proses pembentukan dingin. Namun demikian , lapisan oksida(kerak) dipermukaan
logam yang diproses mudah terbentuk pada proses pembentukan panas. Sebaliknya
permukaan logam yang diproses tetap mulus pada prosess pembentukan dingin ,
walaupun derajat deformasinya lebih rendah , dan sifat mekanis logam mengalami
peningkatan yang cukup signifikan.
ü Pengecoran
Pengecoran adalah proses fibrikasi logam, dimana logam
dicairkan dan kemudian dituangkan kedalam cetakan yang memiliki bentuk sesuai
desain. Pengecoran umumnya dilakukan untuk membuat komponen-komponen yang besar
dan memiliki bentuk yang rumit, serta pada material yang memiliki keuletan yang
sangat rendah, seperti besi tuang. Secara umum proses pengecoran relatif lebih
ekonomis jika dibandingkan dengan proses pembentukan. Ada beberapa teknik
pengecoran logam: a. Pengecoran pasir , cetakan terbuat dari pasir
b. Pengecoran bertekanan (die casting), logam cair
dimasukkan dengan menggunakan tekanan kedalam cetakan dan pembekuan terjadi
dalam kondisi bertekanan.
c. investment
casting atau lost wax casting + lubang cetakan terbuat
dari plastik (wax) yang kemudian dipanaskan hingga meleleh , meninggalkan
lubang cetakan sesuai bentuk yang diinginkan. Teknik investment
casting ini digunakan untuk mengecor peralatan yang memerlukan tingkat
presisi yang tinggi, seperti perhiasan , mahkota gigi (dental crown), sudut
turbin dan lain-lain.
ü Proses pembentukan lain
Salah satu proses pembentukan lain adalah metalurgi serbuk.
Metalurgi serbuk dikenal juga sebagai P/M atau powder metalurgi. Pada proses
ini, material logam dibuat menjadi serbuk melalui berbagai teknik. Kemudian
serbuk ini dikompaksi (ditekan) kedalam suatu cetakan yang memiliki bentuk
sesuai dengan desian yang diinginkan. Tekanan harus dibuat
sedemikian rupa sehingga serbuk dapat menyatu dan memiliki kekuatan yang cukup
untuk menahan bentuknya jika dikeluarkan dari cetakan. Serbuk yang telah
dikompaksi dan memiliki bentuk tertentu disebut bekalan (green). Bekalan
kemidian dipanaskan agar terjadi difusi antar serbuk logam, sehingga menyatu
dan memiliki kekuatan yang tinggi. Sebuah komponen dibuat melalui proses
metalurgi serbuk umumnya karena
a. Didesain untuk
memiliki kandungan porositas tertentu dengan mempertahankan densitas yang
tinggi seperti material padat
b. Dibuat dari material
paduan logam yang unsur-unsurnya memiliki kelarutan terbatas sehingga tidak
dapat dipadu melalui proses pengecoran , contohnya Al-Ti
c. Dibuat dari
material logam yang memiliki titik lebur yang sangat tinggi
d. Memiliki bentuk yang
sangat kecil dan rumit
Dari refrensi yang berbeda proses pembentukan logam dapat
dilakukan dengan cara
Pengolahan ini dapat dilakukan dengan cara:
1. Paduan
Paduan adalah proses pencampuran dua
logam atau lebih, untuk memperoleh sifat-sifat yang lebih baik dari bahan hasil
paduan. Dengan memadukan dua bahan atau lebih maka dimungkinkan didapat logam
paduan yang kuat. Tembaga dan timah adalah logam lemah, sedangkan perunggu;
paduan dari tembaga dan timah adalah bahan yang kuat. Begitu juga paduan
aluminium dengan tembaga akan menghasilkan paduan duralumin yang relatif lebih
kuat. Besi murni adalah bahan yang empuk, sedangkan zat arang adalah rapuh,
sedangkan paduan antara besi murni dengan zat arang (karbon) disebut baja. Baja
adalah bahan logam yang sangat keras dan liat.
2. Pengolahan Panas
Dengan pengolahan panas, akan
didapatkan sifat-sifat yang lebih baik dari bahan. Contohnya dengan memanaskan
baja dengan cepat sekitar 800oC dan kemudian mendinginkannya dalam
minyak atau air, baja akan menjadi lebih. Istilah lain dari pengolahan panas
ini disebut juga dengan “menyepuh panas”. Pengolahan panas lain
adalah antara lain memurnikan, menkarbonkan, menitrasikan dan memijarkan.
3. Penguatan
Pengokohan terjadi pada tiap
perubahan bentuk dalam keadaan dingin. Contoh-contoh bentuk perubahan bentuk dalam
keadaan dingin adalah menempa dingin, mencanai dingin dan menarik dingin.
4. Ditempa dan dicanai
Proses ini menggunakan palu-tempa
atau dengan menggunakan canai. Produk yang dihasilkan disebut dengan logam
tempa dan logam canai. Logam yang ditempa dan logam yang dicanai
disebut juga logam remas.Logam yang ditempa masuk ke pasaran dalam bentuk benda
tempa dan logam yang dicanai antara lain dalam bentuk pelat, batang, profil dan
pipa.
5. Dituang
Proses penuangan adalah proses
memasukan logam cair ke dalam cetakan tertentu. Berbagai produk akhir yang
bentuk akhirnya sedemikian rumit, maka proses pembuatannya lebih baik dengan
proses penuangan. Proses penuangan banyak kita jumpai pada pembuatan bak
verseneling engine mobil, piston, dan berbagai produk akhir yang bentuknya
sangat rumit.
dari penjabaran diatas merupakan
tata cara pembentukan logam secara tekniknya , akan tetapi jika secara
fisikanya ada beberapa cara yakni dengan cara , sintering , mealting dan
partial mealting .
Sumber :
https://fiqrotul.wordpress.com/2011/12/13/logam-lebih-dalam-mengenai-material-logam/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar